Wednesday, September 3, 2008

Maksud Talkin ~ wahai diri bint waalidati

'dipetik dari artikel www.iluvislam.com'

Mutiara Hati

…Setiap sesuatu menjadi petanda, menunjukkan bahawa Dialah yng Maha Esa
Talkin yng menggerunkan

Jan 23rd, 2007 by nurjeehan

Maksud talkin yng selalu dibaca untuk orang Islam yng meninggal dunia.
Semasa membaca, sebut-sebutlah nama sendiri, kalau tidak terasa takut sama-samalah kita lebihkan amal ibadat. Bukanlah perkara yng mudah setelah membaca atau menghafalnya begitu sahaja sesungguhnya hanya amalan baik yang kita lakukan selama hidup di dunia yng akan menjadi penyelamat, Insyaallah.

bismillah

Maha Suci Tuhan yang Engkau bersifat dengan Baqa’ dan Qidam
Tuhan yang berkuasa mematikan sekalian yang bernyawa
Maha Suci Tuhan yang menjadikan mati
Dan hidup untuk menguji siapa yang baik dan siapa yang kecewa
Maha Suci Tuhan yang menjadikan lubang kubur sebesar-besar pengajaran
Untuk menjadi iktibar kepada orang yang lalai
Dan sebesar-besar amaran kepada orang yang masih hidup
Ingatlah! Bahawa sekalian makhluk Allah akan jahanam dan binasa
Melainkan zat Allah Taala, Dialah Tuhan yang Maha Besar berkuasa menghukum
Manakala kita sekalian akan kembalai menghadap hadrat Allah Taala

Wahai SAYA Bin IBU SAYA, wahai SAYA Bin IBU SAYA, wahai SAYA Bin IBU SAYA,
Hendaklah kamu ingat akan janji-janji Allah
Yang mana kamu ada bawa bersama-sama dari dunia ini
Sekarang kamu telah menuju masuk ke negeri Akhirat
Kamu telah mengaku bahawa tiada Tuhan yang disembah
Dengan sebenar-benarnya melainkan Allah
Dan bahawasanya Nabi Muhammad itu pesuruh Allah
Ingatlah wahai SAYA Bin IBU SAYA,
Apabila datang kepada kamu dua malaikat yang serupa dengan kamu
Iaitu Mungkar dan Nakir, maka janganlah berasa gentar dan takut
Janganlah kamu berduka cita dan risau
Serta janganlah kamu bersusah hati dan terkejut
Ketahuilah wahai SAYA Bin IBU SAYA
Bahawasanya Mungkar dan Nakir itu hamba Allah Taala,
Sebagaimana kamu juga hamba Allah Taala
Apabila mereka menyuruh kamu duduk,
Mereka juga akan menyoal kamu
Mereka berkata:

Siapakah Tuhan kamu?
Siapakah Nabi kamu?
Apakah agama kamu?
Apakah kiblat kamu?
Siapakah saudara kamu?
Apakah pegangan iktikad kamu?
Dan apakah kalimah yang kamu bawa bersama-sama kamu?

Di masa itu hendaklah kamu menjawab soalan-soalan mereka
Dengan cermat dan sehabis-habis terang, tepat dan betul
Janganlah berasa gementar, janganlah cuak
Dan janganlah bergopoh-gapah
Biarlah tenang dan berhati-hati, hendaklah kamu jawab begini:

Allah Taala Tuhanku,
Muhammad Nabiku,
Islam agamaku,
Kitab suci Al-Quran ikutanku,
Baitullah itu kiblatku,
Malahan solah lima waktu,
Puasa di bulan Ramadhan,
Mengeluarkan zakat dan mengerjakan haji diwajibkan ke atas aku,
Semua orang Islam dan orang beriman adalah saudara aku,
Bahkan dari masa hidup hingga aku mati
Aku mengucap: “La ila ha illallah Muhammaddur rasulullah”.

Wahai SAYA Bin IBU SAYA tetapkanlah hatimu
Inilah dia suatu dugaan yang paling besar
Ingatlah bahawa kamu sekarang sedang tinggal di alam Barzakh
Sehingga sampai satu masa kelak.
Kamu akan dibangunkan semula untuk berkumpul di Padang Mahsyar

Insaflah wahai SAYA Bin IBU SAYA,
Bahawasanya mati ini adalah benar
Soalan malaikat Mungkar dan Nakir di dalam kubur ini adalah benar
Bangun dari kubur kemudian kita dihidupkan semula adalah benar
Berkumpul dan berhimpun di Padang Mahsyar adalah benar
Dihisab dan dikira segala amalan kamu adalah benar
MInum di kolam air Nabi adalah benar
Ada syurga dan neraka adalah benar
Bahawasanya hari Kiamat tetap akan adanya
Begitu juga Tuhan yang Maha Berkuasa
Akan membangkitkan semula orang-orang yang di dalam kubur

Di akhirnya kami ucapkan selamat berpisah
Dan selamat tinggal kamu di sisi Allah Taala
Semoga Tuhan akan member sejahtera kepada kamu
Tuhan jua yang menetapkan hati kamu
Kami sekalian berdoa mudah-mudahan Allah Taala
Menjinakkan hati kamu yang liar
Dan Allah menaruh belas kasihan kepada kamu
Yang berdagang seorang diri di dalam kubur ini
Mudah-mudahan Tuhan akan member keampunan
Dan memaafkan kesalahan kamu serta menerima segala amal kebajikan kamu

Ya Allah Ya Tuhan, kami merayu dan bermohon kepada Mu supaya tidak diseksa mayat ini
dengan kemegahan penghulu kami Muhammad SAW.

Subhana rabbika rabbil izzati amma ya sifun wassalum alalmursalinwalhamdulillahi rabbil alamin.

Setiap yang bernafas, pasti akan mati – “ Kullu nafsin za iqatul maut”.
Firman Allah SWT, “ Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada di dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, yang ingat-mengingati supaya mentaati kebenaran, dan yang ingat-mengingati dengan kesabaran.” Surah Al-A’sr

Friday, July 11, 2008

Islam, Key to Peace and Happiness (33rd ICNA-MAS Convention 2008 @ Hartford, Connecticut) - Day 1st (Friday, July 4, 2008)

Peace & Happiness: Two Sides of The Same Coin

The first day of the convention started off with main session; Peace & Happiness: Two Sides of The Same Coin. The speaker spoke about what Islam offers to this chaotic world; as a system to eliminate racism issue where real example occurred in Southern India (1981), hundreds of thousands people there embraced Islam in order to expel the caste system existed. In other words, Islam is the global solution and a perfected system of life which bring unity in the society as well as peace and harmony in lives. The speaker, Dr. Muhammad Yunus also mentioned that, Islam means submission to Allah's will, where if one is able to commit it, he/she is entering in Islam completely. Submission also means to believe in Allah and Allah alone, verily, everything comes from Him and will return back to Him, and thus this leads to the status of a submitted believer in which; there's always good for him/her in everything, if it's truly good, he's/she's grateful to Allah, but if comes toil and hardship, he's/she's patient and submissive. A submitted believer, said Dr. Muhammad Yunus, will be in peace with Allah, with him/herself, with person around him/her. He/she will only emanates goodness, and when die, everyone will shed tears, even the earth he/she walked on shed tears for the loss.

As recorded in Al-Quran [Ar Ra'd:15] "And to Allah prostrates whoever is within the heavens and the earth, willingly or by compulsion, and their shadows [as well] in the mornings and the afternoons."

Humans are given choice in life which is to choose between right and wrong, hence Allah tests us in many situation to see our judgment. Many of us choose the easier path; living to fulfill lust and unending desire, many too choose to fully submit to Allah, in quest for true happy and happiness in this worldly life and of course the hereafter. One could rose the question: What is true happiness? And the answer lies in the quality of the soul, where it depends ultimately on the degree of development attained by the soul. There will of course no peace and happiness for materialistic mind and heart.

As recorded in Al-Quran [Fajr:28-30] Return to your Lord, well-pleased and pleasing [to Him], And enter among My [righteous] servants, And enter My Paradise." [8:28] "And know that your properties and your children are but a trial and that Allah has with Him a great reward."

From this we know that, the way to peace and happiness is through Ibadah to Allah and Allah alone..

[61:10-14] "O you who have believed, shall I guide you to a transaction that will save you from a painful punishment?; [It is that] you believe in Allah and His Messenger and strive in the cause of Allah with your wealth and your lives. That is best for you, if you should know., He will forgive for you your sins and admit you to gardens beneath which rivers flow and pleasant dwellings in gardens of perpetual residence. That is the great attainment., And [you will obtain] another [favor] that you love - victory from Allah and an imminent conquest; and give good tidings to the believers."

Dawah Series; To Educate or To Evangelize

In this session, Sh. Yusuf Estes had talked about the objectives and measures of success in dawah. He initiated his speech by provoking people who give Islam such hard time. He debated that, even though Islam is attacked violently in many ways nowadays, there are still many who embrace Islam, accepting it as a way of life. This make Islam, instead of being diminished and despite setbacks, it comes up roses in the long run. In his speech also, he divided Muslim as a dai'e in three categories. Muslims with information, Muslims with knowledge, and Muslims with wisdom (hikmah). The first Muslim has only information on something that he himself is not doing anything to benefit from it. The next category of Muslim is one who has knowledge thus the ability to do something with it and the last and the best Muslim is he who has the wisdom (hikmah) in dawah and benefit from it and to others as the famous prayer goes "O Allah, grant me patience to bear the things I cannot change, courage to change the things I can, and grant me wisdom to know the difference." The Sheikh also gave an analogy to stress the importance of knowledge in Islam and dawah; just like driving a car, one has to know the rules really well and the consequences of every action he had taken, which can lead to injury and even death. Every knowledge from Al-Quran and hadith have to be understood with knowledge and proper knowledge should come from real scholars, not just books and 'googling'. We should not 'shop' for fatwa, said Sh. Yusuf Estes, by trying to find the best fatwa which fits our desire and needs.


Another speaker who talked in this session and I found very intriguing was Chaplain Yusuf Yee. He is an ex-military who served in Guantanamo Bay in 2003. He was arrested on September 10, 2003, in Jacksonville, Florida, when a U.S. Customs agent found a list of Guantanamo detainees and interrogators among his belongings. He was charged with five offenses: sedition, aiding the enemy, spying, espionage, and failure to obey a general order. These charges were later reduced to mishandling classified information in addition to some minor charges (source: Wikipedia). He was once being held as prisoner for some time, and was treated Guantanamo-prisoner like. Being the first Muslim Chaplain (Imam) in Guantanamo Bay, he had seen prisoner being tortured physically and mentally, by using religion as weapon. He saw Al-Quran being torn, kicked and urinated and a Muslim prisoner who was told to prostrate in a circle where a satanic-symbol was drawn. He left the US military with an honorable discharge in January. He is active in giving speech about his experience to the public, Muslims and especially non-Muslim ever since and he even wrote a book called 'For God and Country: Faith and Patriotism Under Fire' to spread the word even further. In this session he said, whenever one is in contact with non-Muslims, there's always opportunity for dawah, and so technically, every Muslim has the opportunity to spread the word to people around them, in any way.

The Happiness Solution: Finding Joy & Purpose

Sh. Abdool Rahman Khan said in his speech, happiness is always misjudged with illusion and success. Whereas, no sufficient success in this world can make us happy. Happiness, should be something ongoing and permanent whereas there is none in this world that is such, in which everything declines when it reached perfectness. Thus, the one and only answer is paradise, as the ultimate happiness. We have to always be in state of preparation for this destination where we should seek not freedom FROM Allah, but freedom FOR Allah. A wise person will always watch his desire while a dumb person always wish his desire can be fulfilled. The Sheikh said, filthy rich people are more filthy than rich, like the story of Qarun, and he was definitely not happy.

Sh. Yassir Qadhi's speech really touched my heart as I've never meet such a good speaker like him. Alas, I didn't get much from him because I felt so drowsy and tired that time of the day, which I really really really hope I won't but I did..=(. Well, in my scribbly note, Sh. Yassir Qadhi spoke about the nature of a human, which was created from 2 combined elements; clay and spirit. The soul needs food like the body, in which worldly materials pleasure the body, whereas anything that has to do with Allah feeds the roh. Our ultimate goal in this world is for the roh to live forever in jannah, and our aim is to pleasure Allah only.


to be continued InsyaAllah...

Saturday, June 21, 2008

Nilai tudung: hanya sehelai kain, yang penting apa yang tersirat di sebaliknya...

(penulis asal: tidak diketahui..credits to him/her anyway)

Saya ingin bercerita mengenai kisah adik saya, Nur Annisa, seorang
gadis yang baru menginjak dewasa tetapi agak kasar dan suka
berkelakuan seperti lelaki. Ketika usianya mencecah 17 tahun
perkembangan tingkah lakunya benar-benar membimbangkan ibu.

Dia sering membawa teman-teman lelakinya pulang ke rumah. Situasi ini menyebabkan ibu tidak senang tambahan pula ibu merupakan guru
al_Quran. Bagi mengelakkan pergaulan yang terlalu bebas, ibu telah
meminta adik memakai tudung. Permintaan ibu itu ditolaknya sehingga
seringkali berlaku pertengkaran-pertengkaran kecil antara mereka.

Pernah pada suatu masa, adik berkata dengan suara yang agak keras,
"cuba mama tengok, jiran-jiran kita pun ada yang anaknya pakai tudung,
tapi perangainya sama je macam orang yang tak pakai tudung. Sampai
kawan-kawan annisa kat sekolah, yang pakai tudung pun selalu keluar
dating dengan boyfriend diorang, pegang-pegang tangan. Ani ni,
walaupun tak pakai tudung, tak pernah buat macam tu!"

Ibu hanya mampu mengeluh mendengar kata-kata adik. Kadang kala saya terlihat ibu menangis di akhir malam. Dalam qiamullailnya. Terdengar
lirik doanya " Ya Allah, kenalkan annisa dengan hukumMu".

Pada satu hari ada jiran yang baru pindah berhampiran rumah kami.
Sebuah keluarga yang mempunyai enam orang anak yang masih kecil.
Suaminya bernama Abu khoiri, (nama sebenarnya siapa, tak dapat
dipastikan). Saya mengenalinya sewaktu di masjid. Setelah beberapa
lama mereka tinggal berhampiran rumah kami, timbul desas-desus
mengenai isteri Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga ada
yang menggelarnya si buta, bisu dan tuli.

Perkara ini telah sampai ke pengetahuan adik. Dia bertanya kepada
saya, "abang, betul ke 0rang yang baru pindah itu, isterinya buta,
bisu dan tuli?" Lalu saya menjawab sambil lewa, "kalau nak tau sangat,
pergi rumah mereka, tanya sendiri" Rupa-rupanya adik mengambil serius
kata-kata saya dan benar-benar pergi ke rumah Abu Khoiri. Sekembalinya
dari rumah mereka, saya melihat perubahan yang benar-benar mendadak
berlaku pada wajah adik. Wajahnya yang tak pernah muram atau lesu
menjadi pucat lesi......entah apa yang dah berlaku?

Namun, selang dua hari kemudian, dia minta ibu buatkan tudung. Tudung yang labuh. Adik pakai baju labuh...... lengan panjang pula tu...saya
sendiri jadi bingung..bingung campur syukur kepada Allah SWT kerana
saya melihat perubahan yang ajaib..ya, saya katakana ajaib kerana dia
berubah seratus peratus!

Tiada lagi anak-anak muda atau teman-teman wanitanya yang datang ke rumah hanya untuk bercakap perkara-perkara yang tidak tentu arah...
saya lihat, dia banyak merenung, banyak baca majalah Islam (biasanya
dia suka beli majalah hiburan), dan saya lihat ibadahnya pun melebihi
saya sendiri..tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur'annya, solat sunat
nya..dan yang lebih menakjubkan lagi, bila kawan-kawan saya datang,
dia menundukkan pandangan..Segala puji bagi Engkau wahai Allah, jerit
hati saya..

Tidak lama kemudian, saya mendapat panggilan untuk bekerja di
kalimantan, kerja di satu perusahaan minyak CALTEX. Dua bulan saya
bekerja di sana, saya mendapat khabar bahawa adik sakit tenat hingga
ibu memanggil saya pulang ke rumah ( rumah saya di Madiun). Dalam
perjalanan, saya tak henti-henti berdoa kepada Allah SWT agar adik di
beri kesembuhan, hanya itu yang mampu saya usahakan.

Ketika saya sampai di rumah..didepan pintu sudah ramai orang..hati
berdebar-debar, tak dapat ditahan.....saya berlari masuk ke dalam
rumah..saya lihat ibu menangis .. saya segera menghampiri ibu lantas
memeluknya........dalam esak tangisnya ibu memberitahu, "Dhi, adik
boleh mengucapkan kalimat Syahadah diakhir hidupnya"..air mata ini tak
dapat ditahan lagi...

Setelah selesai upacara pengkebumian dan lain-lainnya, saya masuk ke
bilik adik. Saya lihat di atas mejanya terletak sebuah diari. Diari
yang selalu adik tulis. Diari tempat adik menghabiskan waktunya
sebelum tidur semasa hayatnya. Kemudian diari itu saya buka sehelai
demi sehelai...hingga sampai pada satu halaman yang menguak misteri
dan pertanyaan yang selalu timbul di hati ini… Perubahan yang terjadi
ketika adik baru pulang dari rumah Abu khoiri..di situ tertera
soaljawab antara adik dan isteri jiran kami itu. Butirannya seperti
ini:

Soaljawab (saya lihat di lembaran itu terdapat banyak bekas airmata)

Annisa : aku hairan,wajah wanita ini cerah dan bersinar seperti
bidadari

"mak cik.. wajah mak cik sangat muda dan cantik"

Isteri jiranku : Alhamdulillah ..sesungguhnya kecantikan itu datang
dari lubuk hati

Annisa : tapi mak cik kan dah ada anak enam ..tapi masih kelihatan
cantik

Isteri jiranku : Subhanallah..sesungguhnya keindahan itu milik Allah
SWT. Dan bila Allah SWT berkehendak..siapakah yang boleh menolaknya?

Annisa : Mak Cik..selama ini ibu saya selalu menyuruh saya memakai
tudung..tapi saya selalu menolak kerana saya rasa tak ada masalah
kalau saya tak pakai tudung asalkan saya berkelakuan baik. Saya
tengok, banyak wanita yang pakai tudung tapi kelakuannya melebihi kami
yang tak pakai..sampaikan saya tak pernah rasa nak pakai tudung..
pendapat mak cik bagaimana?

Isteri jiranku : Nnnisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh
tubuh wanita ini perhiasan dari hujung rambut hingga hujung kaki,
segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan muhrim kita
semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT nanti, tudung
adalah perlindungan untuk wanita ..

Annisa : tapi yang saya tengok, banyak wanita bertudung yang
kelakuannya tak elok..

Isteri jiranku : Tudung hanyalah kain , tapi hakikat atau makna
disebalik tudung itu sendiri yang harus kita fahami

Annisa : apakah hakikat tudung ?

Isteri jiranku : Hakikat tudung adalah perlindungan zahir batin,
lindungi mata kamu dari memandang lelaki yang bukan muhram kamu,
lindungi lidah kamu dari mengumpat orang dan bercakap perkara yang
sia-sia ..sentiasalah lazimi lidah dengan zikir kepada Allah SWT,
lindungi telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat
baik untuk dirimu mahupun masyarakat , lindungi hidungmu dari mencium
segala yang berbau busuk, lindungi tangan-tangan kamu dari berbuat
sesuatu yang tidak senonoh, lindungi kaki kamu dari melangkah menuju
maksiat, lindungi fikiran kamu dari berfikir perkara yang mengundang
syaitan untuk memperdayai nafsu kamu, lindungi hati kamu dari sesuatu
selain Allah SWT, bila kamu sudah biasa, maka tudung yang kamu pakai
akan menyinari hati kamu.. itulah hakikat tudung

Annisa : mak cik, sekarang saya sudah jelas tentang erti tudung...
mudah mudahan saya mampu pakai tudung. Tapi, macam mana saya nak buat
semua tu?

Isteri jiranku : Duhai nisa, bila kamu memakai tudung, itulah kurniaan
dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat , bila
kamu mensyukuri rahmat itu, kamu akan diberi kekuatan untuk
melaksanakan amalan-amalan 'tudung' > hingga mencapai kesempurnaan
yang diinginkan Allah SWT.

Duhai nisa ..ingatlah akan satu hari di mana seluruh manusia akan
dibangkitkan..ketika ditiup sangkakala yang kedua, .pada saat roh-roh
manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu
padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tiada
rumput mahupun tumbuhan , ketika tujuh matahari didekatkan di atas
kepala kita namun keadaan gelap gelita, ketika seluruh manusia
ketakutan, ketika ibu tidak mempedulikan anaknya , anak tidak
mempedulikan ibunya, sanak-saudara tidak kenal satu sama lain lagi ,
antara satu sama lain boleh menjadi musuh lantaran satu kebaikan lebih
berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini, ketika manusia
berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya
mempedulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berpeluh kerana
rasa takut yang luar biasa hingga tenggelam dirinya akibat peluh yang
banyak, dan bermacam macam rupa-rupa bentuk manusia yang tergantung
amalannya , ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika
dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti haiwan, ada yang berbentuk
seperti syaitan, semuanya menangis..menangis kerana hari itu Allah SWT
murka.. belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu.
Hingga ribuan tahun manusia dibiarkan Allah SWT di padang mahsyar yang
panas membara hinggalah sampai ke Timbangan Mizan.

Hari itulah dipanggil hari Hisab..Duhai Annisa, bila kita tidak
berusaha untuk beramal pada hari ini, entah dengan apa nanti kita akan
menjawab bila kita di tanya oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar ,
Yang Maha Kuat , Yang Maha Agung. . . . Allah SWT .


Sampai di sini sahaja kisah itu saya baca kerana di sini tulisannya
terhenti dan saya lihat banyak titisan airmata yang jatuh dari pelupuk
matanya.. Subhanallah .Saya selak halaman berikutnya dan saya lihat
tertera tulisan kecil dibawah tulisan itu "buta , tuli dan bisu..
wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain muhrimnya , wanita yang
tidak pernah mahu mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah
SWT , wanita tidak pernah berbicara ghibah dan segala sesuatu yang
mengundang dosa dan sia sia"

Tak tahan airmata ini pun jatuh.semoga Allah SWT menerima adikku
disisinya..Amin

Saturday, May 10, 2008

Perkara 22: Keburukan Dunia

Bismillahhirrahmaanirrahim..

Ayat Al-Quran yang menghuraikan tentang keburukan dunia atau yang sehubungan dengannya amat banyak. Sebahagian besar ayat Al-Quran itu menyatakan pelbagai masalah yang bersangkutan dengan keduniaan iaitu keburukan dunia yang telah memalingkan perhatian makhluk daripadanya serta mengajak mereka untuk lebih memerhatikan soal akhirat. Malahan perkara-perkara sedemikian itulah yang merupakan tugas dan tujuan dakwah yang dibawa oleh para Nabi AS. Mereka semua itu tidaklah diutus oleh Allah SWT melainkan untuk maksud tersebut di atas. Oleh sebab itu rasanya tidak perlu lagi di sini dikemukakan ayat Al-Quran tadi, sebab sudah jelas sekali. Cuma ada baiknya sekiranya di sini dicantumkan hadith-hadith yang bersangkutan dengan soal-soal keduniaan itu.


Pada satu ketika, Rasulullah SAW berjalan melalui seekor kibas yang telah mati, lalu Baginda SAW berkata (dalam hadis yang bemaksud):

"Bagaimanakah pendapatmu semua mengenai kibas ini. Adakah ia hina (tidak berharga sama sekali) bagi pemiliknya? Para sahabat menjawab:"Benar dan kerana tidak berharga lalu mereka buangkan saja." Baginda SAW bersabda lagi: Demi zat yang jiwaku ada di dalam kekuasaanNya, bahawa dunia ini lebih hina di sisi Allah dari kibas yang mati ini bagi pemiliknya. Andaikata dunia ini disisi Allah dianggap menyamai harga selembar sayap seekor nyamuk, tidaklah ia akan memberi minum kepadda seorang kafir seteguk pun daripadanya"
(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Hakim)

Baginda SAW bersabada pula (dalam hadis yang bermaksud):

"Mencintai dunia adalah pokok dari segala kesalahan."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Dunya dan Baihaqi)

Ada pula sabda Rasulullah SAW yang berbunyi (dalam hadis yang bermaksud):

"Sesungguhnya dunia ini adalah manis dan hijau dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu semua sebagai khalifah (penghuni) di situ, maka akan diperiksa bagaimana kamu semua beramal"
(Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah)

a) Keburukan Dunia

Ketahuilah bahawa sekadar mengetahui keburukan dunia itu belum dianggap cukup selagi belum diketahui dunia manakah yang dianggap bahaya, apakah dunia itu, atau apakah yang seharusnya dijauhi dari keduniaan tadi, dan yang mana pula tidak perlu dijauhi. Oleh sebab itu, perlu dibentangkan secara ringkas tentang keburukan dunia yang perlu diajuhi, kerana benar-benar merupakan musuh yang memutuskan jalan untuk menemui Allah SWT.
Inilah yang perlu dimaklumkan dan dihuraikan. Dunia dan akhirat diibaratkan sebagai dua keadaan yang dekat atau yang sekarang ini disebut dunia yakni segala sesuatu yang dialami sebelum kematian, sedangkan yang belakang atau yang sesudah itu disebut akhirat iaitu segala sesuatu yang akan dialami setelah kematian.
Maka dari itu, segala yang menjadi milikmu, yang mana dalamnya ada bahagian, nasib, tujuan, syahwat dan kelazatan pada waktu sekarang sebelum mati adalah dunia yang menjadi hakmu. Tetapi tidak semua yang dimiliki itu, yang ada bahagian dan nasibmu di dalamnya merupakan keburukan. Perkara ini bukan sedemikian, sebaliknya dalam perkara ini ada 3 bahagian yang penting:

1) Milik yang akan mengiringi hingga ke akhirat nanti dan tetap dapat dipetik hasilnya setelah kematian nanti. Ini adalah yang berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta amal soleh.

2) Milik yang merupakan sebaliknya dari yang pertama; yakni segala sesuatu yang menjadi lawannya yang jauh yakni bahagian yang kontang dan sama sekali tidak akan menghasilkan sesuatu untuk kepentingan akhirat kelak, misalnya bersenang-senang dalam perbuatan maksiat atau berseronok dengan kenikmatan yang melampaui batas yang diperlukan dan akhirnya dapat dikategorikan sebagai berlebih-lebihan dalam mengejar kesenangan lahiriah. Oleh sebab itu segala yang dilakukan seseorang dalam bahagian kedua ini adalah merupakan keduniaan yang amat buruk.

3) Milik yang merupakan pertengahan antara dua keadaan di atas yakni segala bahagian yang kontang, yang ditentukan untuk amalan akhirat, tetapi mahu tidak mahu harus dilaksanakan demi mendatangkan kebahagiaan manusia itu sendiri, misalnya agar tenang kehidupannya serta tetap kesihatannya dan kedua perkara ini akan digunakan untuk menuju kepada ilmu pengetahuan dan amal soleh.

Contohnya ialah makan minum, berpakaian, berubat dan lain-lain. Semua yang dikerjakan dalam keadaan sebagaimana di atas itu tidak termasuk dalam perkara keduniaan. Tetapi masih tergolong sebagaimana bahagian pertama di atas, sebab ia merupakan perantaraan untuk melaksanakan bahagian yang pertama.

Maka, dari segala sesuatu yang dilakukan atau diperolehi seseorang dengan tujuan untuk dijadikan sebagai perantaraan atau bantuan untuk mencapai ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta melaksanakan amalan yang soleh, tidaklah bererti bahawa ia melakukannya untuk keduniaan. Orang tersebut tidak lagi dianggap pencari keduniaan, sebab baginya keduniaan itu adalah sebagai ladang untuk tanaman di akhirat.

Tetapi sebaliknya apabila ada orang yang mengerjakan atau memperolehinya dengan tujuan memuaskan nafsunya sahaja tanpa ada maksud menjadikannya perantaraan untuk menuju akhirat, maka jelaslah bahawa ia adalah semata-mata pencari keduniaan. Ini kerana, bagi orang-orang tersebut dunia tiada hubungan terus dengan akhirat. Agaknya memang ia tidak memerlukan kebahagiaan di akhirat itu dan inilah yang lazimnya dikatakan sebagai hawa nafsu dan syahwat. Dalam perkara ini Allah SWT berfirman:

"Adapun orang yang takutkan keadaan semasa ia berdiri di mahkamah Tuhannya serta ia menahan dirinya dari menurut hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurga itulah tempatnya."
(An-Nazi'at: 40-41)

Hawa nafsu terbahagi kepada lima sebagaimana yang dihimpunkan oleh Allah SWT dalam firmanNya:

"Ketahuilah bahawa kehidupan di dunia itu tidak lain hanyalah hiburan serta perhiasan juga bermegah-megah di antara kamu serta berlumba-lumba membanyakkan harta benda dan anak pinak."
(Al-Hadid: 20)

Tentang perkara-perkara yang digunakan sebagai perwujudan dari lima jenis hawa nafsu di atas itu ada tujuh jenis dan juga dihimpun oleh Allah SWT dalam firmanNya:

"Dihiasi manusia: Kesukaan kepada benda-benda yang diingini nafsu, iaitu perempuan dan anak pinak, harta benda yang banyak, dari emas dan perak, kuda peliharaan yang terlatih, binatang-binatang ternak serta kebun tanaman. Semuanya itu untuk kesenangan hidup di dunia."
(Ali Imran: 14)

Ringkasnya ialah segala sesuatu yang dilakukan untuk menuju jalan Allah SWT bukanlah semata-mata keduniaan, sebaliknya segala sesuatu yang tidak ditujukan ke jalan Allah SWT itulah yang dikatakan keduniaan.

dipetik daripada: (Perkara 22) Keburukan Dunia, Intipati Ihya' Ulumuddin Pengajaran Bagi Orang-orang Mukmin oleh Imam Al-Ghazali










Thursday, May 8, 2008

"Mulakan dengan diriku.."

Assalamualaikum wrt. wbt.
Wah! Berbulan-bulan diri xupdate blog..Aasifah2, memang betullah kalam-kalam orang berpengalaman, nak start memang mudah, tapi nak istiqamah memang cukup susah. Pagi ini, tanggal 9 Mei 2008, hari Ahad, Malaysia, dengan ditemani lagu nasyid Arab yang tengah berkumandang di corong radio IKIM.fm yang cukup lama diri xdengar, dan dengan lafaz bismillah, diri mulakan semula isi blog yang dah lama tergantung ni..huhu. Moga Allah beri kemudahan..

Hari ini, diri tertarik nak cetus satu isu yang dah lama jadi dilema dalam diri ni, dapat ilham dari satu forum yang bertopik, "Mulakan dengan diriku.." dari blog Bahan Tarbiyah.

Sewaktu kecil dulu, seingat diri, ayahlah orang pertama yang akan bangun tepat jam 6 pagi dan mengejut kakak, abang dan diri sendiri untuk bersiap ke sekolah. Ayahlah yang akan menjerang air panas, membuatkan air susu campur nestum untuk kami dan menghantar kami ke sekolah. Besar sikit, bila diri menginjakkan diri ke asrama, setiap pagi, bergemalah satu ASPURI dengan suara merdu warden mengejutkan pelajar bangun Subuh dan pergi ke surau. Lepas solat subuh, ke Dewan Makan utk sarapan, kemudiannya ke sekolah, prep petang, riadah, prep malam, minum malam, tidur dan seterusnyalah selama 5 tahun diri hidup di asrama tersebut. Segala-galanya diatur mengikut timing. Waktu tu hanya tahu ikut sajalah peraturan, tapi sekarang bila difikir2 semula, terasa macam ROBOT pula.



Bila Allah takdirkan rezeki diri di bumi USA, belajarlah diri erti berdikari yang sebenarmya. Jauh dari keluarga, rumah dan sahabat handai yang sebenar2nya jauh..huhu. Kalau dulu, selalunya bukan diri orang pertama ke surau untuk Subuh berjemaah, tapi kini, perlu dengan inisiatif sendiri untuk bangun subuh dan menggerakkan roomate yang lain (itupun kerap tewas..huhu), perlu usaha sendiri untuk mencari tempat solat di bawah tangga, tempat2 tersorok sedikit untuk solat di Featheringhill Hall dan stesyen2 minyak jikalau bermusafir.

Dari aspek Dakwah dan Tarbiyah, tak dinafi diri masih terlalu bergantung pada kakak2 senior yang masih menapak di Vandy. Jika diajak ke Muktamar MISG-IMSA ke, Tamrin ke, majlis2 ilmu seperti AlMaghrib, Usrah2 kecil bersama orang tempatan ke dan sebagainya, barulah tergerak nak pergi (itupun acapkali juga terpaksa menolak sebab sibuk..Aasifah Kak Ena, Kak Raihan!=(..Kadang2 terasa juga diri ni seperti dysfunctioning, futur sentiasa dan tak istiqamah, terlalu lali menjadi pengikut sejak dari dulu, sehingga xmampu nak bergerak dengan inisiatif sendiri. Wallah, diri rimas dengan situasi diri sekarang!

Diri pinjam ayat dari forum "Mulakan dengan diriku.." -"Pagi tadi entah macamana tiba2 saya menjadi orang yang pertama. dan baru lah saya terfikir. kalaulah selama ni saya asyik menjadi orang yang mengikut. hanya mahu bergerak bila tgk orang lain bergerak. maka apa yang akan terjadi bila satu hari saya dicampakkan ke suatu kawasan yang tiada orang lain yang memulakannya, dan secara automatisnya saya tiada tempat untuk mengikut, dan seterusnya tidak dapat tidak harus memulakannya (agak berbelit tapi saya yakin anda memahaminya).Persoalannya mampukah saya memulakannya jika keadaan sekarang berterusan begini (tidak memulakan sesuatu) ??"-

Ya, jika keadaan begini berterusan sehingga akan datang, macamana diri nak jadi pemimpin kepada orang yang akan diri pimpin, adik2 usrah, bakal2 pekerja, dan insyaAllah anak-anak diri suatu hari nanti, komuniti masyarakat, negara dan yang paling penting agama Islam?

Diri yakin ramai lagi yang berdilema sebegini. Diri petik lagi - "Saya contohnya, sewaktu ingin bangun dari tidur. Kebiasaannya saya akan bermonolog.Malas rasanya untuk bangun,berat untuk tolak quilt ke tepi dan mengharung kesejukan ke bilik air. Lalu saya akan tanya diri saya "Perlukah saya bangun?". Saya akan mendengar 2 jawapan, satu "perlu!", dan satu lagi "10 min je lagi". To be fair saya akan consider kedua2 jawapan, tapi akhirnya saya akan sampai pada satu kesimpulan..macammana sekalipun, saya akan perlu bangun juga..macammana sekalipun saya akan terpaksa tolak quilt ke tepi, mengharung kesejukan ke bilik air dan membasuh muka dengan air sejuk (well, suam). Its just now or after 10 min (or mungkin boleh terlajak ke 20, 30 min). Jadi baik saya bangun sekarang sebab at least sempat juga 2 rakaat tahajjud before subuh. Monolog sebegini selalunya membantu saya untuk bangun dari tidur"-

Kesimpulannya, we have to start somewhere, biasanya kita akan menunggu waktu yang appropriate untuk berubah, menunggu sesuatu untuk berlaku yang memberi kesedaran dan kononnya membuka pintu hati kita untuk kita berubah seterusnya berbuat kebaikan. Kita menunggu waktu tapi sebenarnya, macamana sekalipun, kita akan perlu juga menempuh waktu2 tersebut, kenapa tidak kita mulakan saja sekarang dan sempat melakukan sebanyak mungkin kebajikan dan kebaikan di bumi Allah ini. Kerana sejauh manakah kita tahu sesempat mana kita hendak berubah sebelum nyawa ditarik, selama mana Allah SWT mengizinkan kita menghirup udara milikNya di muka bumi milikNya ini? Begitulah hebatnya pengetahuan Allah, dirahsiakan ajal kita supaya kita sentiasa berusaha mengejar kebaikan tak megira masa dan menunggu masa untuk menanti sesuatu yang merangasang kita untuk berubah. Berubahlah! Berubahlah, Azni!

p/s: Analoginya kini memang apply la dengan situasi blog ni: diri ni sebenarnya seorang yang agak perfectionist sekali. Most of the time, diri nak ilmu yang betul2 sempurna, menarik dan berisi untuk dikongsi dalam blog ni (menunggu sesuatu untuk mencetus perubahan), barulah diri terfikir nak update (melakukan perubahan), malangnya perfectionist yg terlampau tu sehingga berhabuk blog ni xberupdate..huhu. Apa2 pun diri akan cuba lebih istiqamah selepas ini, InsyaAllah...

Wednesday, January 16, 2008

Kamu Puja Bunga Di Taman~

Kamu puja bunga di taman
Kamu terpesona dengan keindahan
Kamu tulis di dalam sajak-sajakmu
Hingga kupa kamu pada Tuhanmu
Bukankah dia akan layu kemudian jatuh ke bumi, ia takkan berguna lagi
Kamu puja perempuan, kamu lukis dengan kata-kata
Hingga lalai dengan Tuhan

Bukankah dia akan tua
Atau adakalanya dia tidak setia, yang akan mengecewakan kamu
Kamu kagum dan puja awan yang berarak dan beralih
Kamu gambarkan dengan bahasa yang indah
Hingga lupa pada kewajipan Tuhan
Padahal awan boleh hilang
Kamu berjenaka dengan gunung-ganang

Kemudian kamu ungkap didalah syai-syairmu
Padahal kalau kamu dekat
Ia adakalanya menakutkan, membencikan, menjemukan dan memayahkan
Entah apa lagi yang kamu berkhayal dengan hal yang ada di dunia ini
Hingga kamu berfoya-foya dan menghabiskan masa
Lupa Tuhan, lupa agama, lupa hari pembalasan
Sedangkan semua itu akan binasa

Padahal kalau mata hatimu, hidup jiwamu celik
Kamu puja Tuhan, kamu mengagungkan Tuhan
Seterusnya kamu cintakan Dia dan kamu jadikan Dia idolamu
Tuhan adalah kekal, Dia adalah pembela
Dia adalah sumber segala-galanya
Inilah lebih menguntungkan kamu
Kerja kamu tidak sia-sia

Untungnya hingga ke syurga






  © Blogger template 'Isolation' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP